Battery laptopku tersisa 22% saat membuat tulisan pertama di sini. Pod Buddy, terdengar lucu. Media tempat menulis baru yang idealis: salah satu kata dan hal yang lekat dengan hidupku. Hal yang melindungi hidup dan terkadang sesekali menyulitkan langkah di dunia orang-orang yang memandang aneh terhadap idealisme.
Oh iya. Hal yang baru aku tahu (dan pertama kali aku temui) di sini adalah adanya peringatan berwarna merah di sudut kiri saat aku jeda menulis beberapa jenak barusan. Tulisan berlatar merah: please enter at least 500 words. Luar biasa, menyenangkan sekaligus intimidatif haha.
Menjadi early user di platform ini tentu saja sebuah kehormatan. Gara-gara pertemanan dengan Octa, boss podium yang aku pikir orangnya rada serius (atau memang seserius itu). Hai, Octa, entah kapan bisa bertemu the boss. Domisilinya sekarang begitu jauh juga.
Tulisan pertama ini random saja sepertinya. Seperti ujug-ujug mengingat-ingat awal pertemanan dengan Octa yang kemudian lama menghilang, untuk kemudian ujug-ujug bikin beginian di benua selatan sana. Tentu saja pertemanan di internet kalau sudah lama, biasanya gara-gara hal lama pula seperti blog. Sekarang blog adalah hal yang absurd, mungkin. Orang-orang lebih senang dengan interaksi di sosial media, yang dulu sempat diistilahkan dengan micro blogging. Istilah yang aneh memang.
Battery laptop sisa 18%. Ini penting untuk diceritakan. Charger sepertinya bermasalah, dari awal susah masuk arusnya, sekarang malah sama sekali tidak bisa charging. Masa harus beli laptop baru. Padahal niatnya tidak beli apa-apa dulu tahun ini, mengikuti tren tak beli hal-hal baru yang tak penting. Mungkin, laptop bisa dijadikan sebuah pengecualian ya.
Jadi, kalau battery laptop ini sudah habis, bisa dipastikan akan mati lama. Sebelum charger yang aku pesan datang (dan berdoa semoga bisa berfungsi dengan baik nantinya, soalnya bukan beli originalnya).
Awal tahun 2025 ini ada satu pencapaian yang akhirnya terwujud dari beberapa waktu yang lalu. Yaitu mencoba lari half marathon atau berlari sejauh kurang lebih 21 km. Sempat diajak sama komunitas lari kota ini untuk ikutan acara mereka. Aku tak ingin ikutan karena sering tak percaya diri berlari dengan rombongan yang kecepatan lari rata-rata mereka sepertinya jauh di atasku.
Aku memilih berlari sendiri, walau setengah perjalanan dihiasi gerimis. Tapi tak apalah, toh badan sudah basah oleh keringat, tak ada bedanya. Untungnya langit tetap stabil teduh, mendung kemudian hujan. Sepertinya hal itu yang mendukung hingga pelarianku sampai titik sesuai target.
Target lari usai, aku lanjutkan ke titik tujuan berikutnya dengan berjalan kaki. Dua kilometer lebih berjalan ke makam abah dan mama. Mama yang wafat di awal 2018, dan abah yang meninggal di desember 2024 tadi. Membaca surah Yaasin dan berdoa sejenak, sebelum kembali melangkahkan kaki untuk pulang.
Sekilas aku terbayang ke 2018 di tempat itu. Saat berpapasan dengan abah yang menuntun sepeda dari makam, sepertinya sehabis membersihkan makam mama, bersalaman sebentar sebelum sama-sama melebarkan jarak. Membayangkan kenangan itu sempat membuat mataku merebak sebentar.
Idealis, kata di paragraf pertama itu, adalah hal yang diajarkan abah secara tidak langsung melalui perkataan dan tindakannya selama masih hidup. Bahwa berusaha hidup sesuai aturan dan tak segan protes saat ada yang main-main dengan aturan. Dua aturan main yang aku ingat: jaga adab dan jangan bikin susah orang lain.
Demikianlah hal yang aku ingat sepagi ini. Battery tersisa 13%. Semoga semua hal akan berjalan baik-baik saja hari ini, di sini, di sana dan dimanapun.
3 Reviews ( 8 out of 10 )
Selamat telah menuntaskan half marathon! 🎉
0 Comments