Kau tahu kawan? Setiap tulisan adalah langkah dari setiap perjalanan. Hari ini aku berhasil mengalahkan musuh terbesarku: diriku sendiri.
Setelah sekian lama berkutat dengan rasa malas dan penundaan, akhirnya aku berhasil menulis postingan pertamaku. Ya, sebuah kemenangan kecil yang terasa begitu berarti. Sejak menerima email dari buddies, berbagai rencana telah tersusun rapi di kepalaku. Namun, seperti kebanyakan rencana yang hanya tersimpan dalam pikiran, semuanya berakhir menjadi wacana belaka. Setiap kali mencoba memulai, godaan notifikasi di handphone selalu berhasil mengalihkan perhatianku. Satu notifikasi berubah menjadi berjam-jam scrolling tanpa arah, dan niatku untuk menulis kembali tertunda.
Suatu hari, sebuah postingan menarik dari penulis buddies muncul di feed Instagramku. Tulisannya begitu menghangatkan hati, dengan kata-kata yang tersusun apik dan penuh makna. Tiba-tiba, perfeksionisme dalam diriku bangkit. “Aku juga harus bisa menulis seindah itu,” pikirku. Alih-alih mulai menulis, aku malah menghabiskan waktu mempelajari gaya penulisannya, mencari artikel tentangnya, hingga tenggelam dalam pusaran media sosial. Semua dalam nama “riset” dan “persiapan”.
Lalu datang ide untuk memulai di tanggal cantik bulan Januari. “Pasti akan jadi awal yang sempurna,” pikirku. Tapi lagi-lagi, itu hanya menjadi alasan lain untuk menunda. Aku terus mencari-cari alasan, membungkus rasa malasku dengan dalih kesempurnaan. Tanpa sadar, aku telah menipu diriku sendiri dengan berpikir bahwa semua penundaan ini adalah bentuk kehati-hatian seorang wanita yang ingin menghasilkan karya terbaik.
Hingga akhirnya, aku menyadari sesuatu: kesempurnaan yang kukejar selama ini hanyalah topeng dari rasa takutku untuk memulai.
Setiap tulisan pertama pasti akan memiliki kekurangan, dan itu adalah bagian natural dari proses berkembang. Jika aku terus menunggu sampai semuanya sempurna, aku tidak akan pernah mulai menulis. Maka di sinilah aku sekarang, dengan segala ketidaksempurnaanku, memberanikan diri untuk menerbitkan tulisan pertamaku. Karena terkadang, langkah pertama yang tidak sempurna jauh lebih baik daripada kesempurnaan yang tidak pernah terwujud.
Ketika dirimu terjebak sepertiku…
Setiap penulis hebat bermula dari kata pertama mereka. Setelah berkali-kali terjebak dalam lingkaran prokrastinasi, aku melakukan cara-cara ini untuk keluar dari jebakan itu.
- Mulai dari yang kamu tahu
Cari ide yang ada di sekitarmu, jangan terlalu jauh mencari ide. Kamu bisa menulis tentang pengalamanmu sendiri, seperti yang kulakukan saat ini. Pengalaman pribadimu bisa jadi cerita unik yang tidak dimiliki orang lain. Menurutku, keasliannya justru akan membuat tulisanmu lebih bernilai. - Kamu harus menentukan waktu khusus
Kamu perlu menetapkan jadwal menulis yang realistis. Tidak perlu memulai dengan target 1000 kata per hari. Kamu bisa memulainya dengan 10 menit setiap pagi, menulis jurnal singkat tentang perasaanmu di pagi hari melalui handphone, atau menulis dua paragraf sebelum tidur. Kuncinya, kamu harus konsisten. - Gunakan mode pesawat atau jangan ganggu
Percayalah, dunia ini tidak akan kiamat jika kamu offline selama satu jam. Matikan notifikasi saat menulis. Berikan ruang bagi pikiranmu untuk mengalir tanpa gangguan. - Tulis aja dulu, baru edit
Aku suka sekali menghapus kalimat yang baru kutulis, lalu mengulanginya lagi. Tanpa sadar, aku kehilangan ide dan mentok karena sibuk mengedit. So, jangan berhenti di setiap kalimat untuk mengedit. Biarkan ide mengalir bebas. Anggap saja, kamu sedang bercerita kepada teman. Kamu bisa membetulkan tulisanmu setelah draft pertama selesai. - Gunakan “timer 5 menit”
Ketika rasa malas menyerang, buat komitmen kecil, “Aku akan menulis selama 5 menit saja.” Biasanya, sekali kamu mulai, kamu ingin melanjutkan lebih lama lagi. - Ciptakan ritual menulis
Buatlah ritual kecil yang membuatmu nyaman. Segelas kopi hangat, playlist favorit, atau sudut khusus di rumah. Ritual ini akan membantu otakmu masuk ke dalam “mode menulis”. - Bergabung dengan komunitas
Temukan teman-teman yang juga senang menulis. Bisa melalui platform seperti Pod Buddy ini atau komunitas menulis lainnya. Dukungan dan feedback dari sesama penulis itu sangat berharga, lho. - Dokumentasikan idemu
Selalu siapkan notes di handphone atau buku kecil. Ide itu bisa datang kapan saja, kamu harus siap menangkapnya sebelum menguap dari ingatan.
Itulah beberapa tips yang bisa aku bagikan. Menulis itu memang tidak mudah, tapi juga tidak sesulit yang kita bayangkan. Yang terpenting adalah memulai dan konsisten. Ingat, tulisan pertama tidak harus sempurna. Yang penting adalah keberanianmu untuk memulai. Seperti yang kualami hari ini, mengalahkan perfeksionisme dan prokrastinasi adalah sebuah kemenangan tersendiri.
Mari kita rayakan setiap langkah kecil dalam perjalanan menulis ini karena setiap penulis hebat bermula dari kata pertama mereka.
3 Reviews ( 9.7 out of 10 )
Terima kasih untuk tipsnya. Aku juga sedang berusaha melawan rasa ingin menghasilkan tulisan sempurna. Wish me luck!
0 Comments