Waktu yang sibuk nan sulit dilepas, huru-hara tidak hanya datang dalam logika, namun juga secara batiniah, ego ingin lepas sangat kuat hingga dikabulkan dengan cara yang kurang menyenangkan pada akhirnya.
Meluapkan pada puisi yang ku lakukan layaknya journaling, selain bisa menjadi karya, aku pun lega.
Tak hanya berkarya, aku pun ingin menonton sebuah karya yang di mana, berkali-kali tak sempat akibat uang dan waktu yang menjadi korban.
Lalu, 18 hari kemudian setelah karya itu rilis, akhirnya aku berkesempatan pergi menonton salah satu karya yang ku idam-idamkan.
Rasanya seperti berlebihan, namun itulah yang ku rasa, ingin ku melepas penat setelah berkali-kali gagal meraih segelintir keinginan akibat terlalu peduli terhadap banyaknya tugas yang ditanggung. Bukannya bertahan hidup, malah hampir gila dibuatnya dengan semangat yang kadang tiap kali patah.
Balik lagi terhadap sebuah karya, karya tersebut berjudul “SORE: Istri dari Masa Depan”.
Karya yang begitu baik dari segi story khususnya yang berbau ‘Time Travel’. Diawal, aku jadi terbayang film Jepang yang berjudul “My Tomorrow, Your Yesterday”, meski dari segi cerita jelas berbeda. Namun, dari segi vibes, ini sangat jelas mengena sejak kedatangan sang wanita dalam kehidupan sang lelaki. Bagiku, vibes-nya persis sama.
Film ‘SORE’ memang tidak selancar film Jepang yang kubandingkan itu dari segi kehidupannya. Disini aku merasakan betapa lelahnya si Sore, dalam menjalankan misinya dalam mengubah hidup Jonathan di masa lalu. Mengingat berbagai percobaan yang dia lakukan dan lalui, aku pun jadi teringat sebuah game berjudul “12 Minutes”, di mana game tersebut juga berkonsep ‘Time Loop’ seperti halnya seperti si Sore yang terus mengulang kembali adegannya di kala gagal menyelesaikan misi.
Jujur, ini memang film terbaik yang pernah ada di tahun ini, tidak overrated bahkan tidak underrated juga. Film ini memang sudah tepat untuk booming, tidak seperti yang sudah-sudah, banyak yang menang hanya dari segi marketing, namun tidak begitu bagus dari segi isi.
Film ini bagiku telah memenangkan segalanya. Yandi Laurens selaku Sutradara film ini, telah menciptakan film-film yang sangat baik belakangan ini. Banyak juga yang booming, namun aku belum sempat menontonnya, seperti Jatuh Cinta seperti di Film-Film, dan 1 Kakak 7 Ponakan. Sayang sekali.
Menonton film SORE di sore hari, bedanya, aku kehujanan di film tidak, haha. Kala itu, benar-benar ‘Me Time’ untukku, bioskop yang ku datangi ini sepi sekali, meski murah di hari biasa, tentu semuanya akibat hujan, haha. Namun, ternyata aku tidak sendiri meski aku duduk di area tengah, tepatnya kursi D8. Ada sepasang kekasih yang duduk di C7 dan C8, yang membuatku hampir serasa seutuhnya menyewa bioskop untuk ‘Me Time’, haha.
Selama menonton, banyak sekali renungan, sungguh bagus sebagai bagian reflektif diri, bahkan ide puisi pun muncul. Disini banyak kutipan sederhana, namun tetap mengena, terbayang aku akan film “Ada Apa Dengan Cinta” itu, dengan berbagai kutipan dalam puisinya, yang kini mulai ada lagi versi terbarunya dengan judul “Rangga & Cinta” yang akan rilis 2 Oktober nanti.
Pada intinya, film SORE ini, bisa dibilang adalah salah satu penyegaran timeline dalam perfilman Indonesia saat ini. Meski dalam hati, sayang banget ya, aku gagal untuk menonton film-film bagus lainnya 1-2 tahun belakangan ini, tentu aku sedih banget karena mengingat beban berat yang sedang aku tanggung. Namun ya sudahlah, life must go on, yakinlah tuhan punya rencana baik setelah ini, atau mungkin aku ditempa kembali dengan kenyataan pahit? Kita takkan pernah tahu bagaimana semesta bekerja. Khususnya tentang waktu seperti pada film SORE.
Aku Ahmad Alvin Sandy Mudzakir, terimakasih telah membaca sampai akhir, mohon do’a agar aku sehat selalu dan dilancarkan rezekinya ya, terimakasih banyak.
1 Review ( 10 out of 10 )
✨️✨️
0 Comments